MENGARUNGI TOBA
Mengarungi Danau Toba nan membentang
luas, berpayung langit cerah membiru beriring semilir angin, kenikmatan itu
terasa superlengkap oleh panorama deretan hijau perbukitan serta menjadi
penyaksi sunset dari tengah danau.
Menyebut Sumatera Utara (Sumut), hampir pasti tiada lepas dari Danau Toba. Objek wisata yang telah mengglobal ketenarannya ini
merupakan andalan pariwisata Provinsi Sumut. Bersama rombongan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), saya mendapatkan kesempatan menikmati
langsung eksotisme dana vulkanik sepanjang 100 km dan lebar 30 km yang mengapit
Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Toba Samosir ini.
Bertolak siang hari dari Parapat,
Kapal Motor (KM) Olivia yang
telah menunggu langsung mengangkut kami mengarungi Danau Toba. Langit cerah
membiru dengan angin berembus sejuk
mengiringi
perjalanan kami. Tawaran panorama ini menggoda saya
memilih duduk di depan KM Olivia, meski saya tidak bisa berenang jika harus
tercebur, agar lebih leluasa menikmati keindahan alam sekitar danau.
Rangkaian
keramba terlihat di pinggir danau.
Sesekali kami berpapasan dengan perahu lain. Bahkan ada yang
menyalip, mendahului KM Olivia yang kami tumpangi.
BUKIT BARISAN
Pemandangan
kian indah ketika kedua mata saya melintasi hijaunya gugusan bukit di kedua sisi danau yang tertempa cahaya matahari. Rentetan
bukit hijau penyejuk
mata terus bermunculan di sisi kiri. Bukit
yang satu lewat, lainnya telah menunggu. Inilah yang disebut
Bukit Barisan. Bukit-bukit yang seperti berbaris itu terus
menemani kami
selama perjalanan.
Masih ditemani bukit-bukit
hijau, langit biru, dan embusan semilir angin, makan
siang di atas kapal motor yang mengarungi Danau Toba pun terasa kian nikmat.
AIR TERJUN BINANGALOM
KM
Olivia terus
menderu, membelah permukaan Danau Toba nan begitu luas. Bukit Barisan juga setia
menemani hingga kedua mata saya tertambat ke
arah gerojogan air, seperti air
terjun,
setelah melewati salah satu bukit. Airnya pun langsung jatuh ke Danau Toba.
Benar adanya, gerojogan itu adalah air terjun. Namanya Air Terjun Binangalom. Airnya berasal dari sungai di Desa Binangalom, Kecamatan Lumban Julu,
Kabupaten Toba Samosir. Nama air terjun itu diambil dari bahasa Batak, yaitu
kata lom atau lum yang berarti ‘’air penyejuk hati’’. Dekat air terjun ini, benar
adanya, udara terasa begitu sejuk. Hati pun serasa tenteram.
Karena KM
Olivia memutuskan
berhenti sejenak, kami bisa leluasa
menikmati Air Terjun Binangalom dan
berkesempatan mengambil foto. Di areal ini pengunjung diizinkan berenang, namun dilarang terlalu terlalu dekat air terjun mengingat arusnya begitu deras. Di sekitaran tebing
dekat air terjun, burung-burung
bangau beterbangan mencari ikan
untuk dimangsa.
Sayang, untuk
mencapai air terjun tersebut
hanya bisa ditempuh dengan perahu. Menyewa
sebuah kapal pun terbilang lumayan mahal. Mungkin ini yang
menyebabkan Air
Terjun Binangalom belum begitu banyak bisa dinikmati
dari dekat yang, tentu saja, memengaruhi publikasinya oleh khalayak pengunjung.
SUNSET DI TENGAH DANAU
Matahari
mulai terbenam. Kami harus kembali ke daratan. Udara terasa makin dingin.
Angin berembus cukup kencang. Matahari masih menyinari sebagian bukit dengan cahaya lebih menguning. Amboi, rasanya beruntung saya bisa menikmati golden hour ini
di tengah Danau Toba. Hanya beberapa menit saja momen ini
berlangsung sebelum cahaya
surya itu menghilang.
Langit
yang membentuk seperti arus di atas
Danau Toba tampak begitu cantik seiring terbenamnya matahari. Nuansa oranye begitu kuat
terasa sebelum sirna seturut tenggelamnya sang surya. Benar-benar pemandangan menakjubkan
selama mengarungi Danau Toba.
TEKS
& FOTO: RIMAN SAPUTRA N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar