LEGENDA CINTA SITU PATENGGANG
Banyak
pasangan kekasih tiba di Situ Patenggang, danau di kaki Gunung Patuha, Bandung
Selatan, yang berudara sejuk dan berpanorama alam nan indah. Mereka berharap cintanya
abadi sebagaimana kisah asmara mendalam Ki Santang (Raden Indrajaya) kepada
Dewi Rengganis.
Situ
Patenggang, salah satu tujuan wisata di Bandung Selatan, berada di bentang
Jalan Raya Ciwidey–Rancabali, tepatnya di Desa Patengan, Kabupaten Bandung,
Jawa Barat. Tidak jauh dari Kawah Putih, tinggal menyusuri Jalan Raya Ciwidey
ke arah utara sekitar 7 km, sampailah di danau tersebut.
Kata patenggang berasal dari Bahasa Sunda, ‘’pateangan-teangan’’
yang berarti saling mencari. Penamaan ini merujuk pada kisah cinta Ki Santang, keponakan
Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran, dan Dewi Rengganis, seorang putri
Kerajaan Majapahit yang terpisah akibat Perang Bubat.
Menurut
legenda di kalangan masyarakat setempat dan sekitarnya, air danau yang mengalir
dari Sungai Cirengganis itu merupakan kumpulan air mata pasangan Ki Santang-Dewi
Rengganis. Cinta yang begitu mendalam memaksa mereka saling mencari dalam
keterpisahan sebelum akhirnya dipertemukan di sebuah tempat yang hingga kini berjuluk
Batu Cinta.
Keduanya
menangis haru. Dewi Rengganis lantas meminta Ki Santang membuatkan sebuah danau
dan perahu untuk berlayar. Perahu itu kemudian menjelma menjadi sebuah pulau
berbentuk hati di tengah Situ Patenggang yang bertahan hingga kini.
SITU
PATENGGANG
Hamparan
perkebunan teh, pegunungan, perkebunan stroberi, dan hutan lebat menyejukkan
mata saya sepanjang perjalanan menuju Situ Patenggang. Panorama indah berpadu kenyamanan karena
hawa sejuk kawasan ini.
Dari atas
mulai terlihat sebuah danau cantik dikelilingi perkebunan teh. Itulah Situ Patenggang.
Saya berhenti sejenak menikmati keindahan alam dari atas. Sejuk udara pegunungan
berkolaborasi dengan hijau kebun dengan danau di tengahnya menjadikannya
lukisan pemandangan indah tiada tepermanai. Saya kira, the best view of Situ Patenggang bisa dinikmati dari atas bukit. Tak
salah bila sebelum masuk kawasan wisata Situ Patenggang saya berhenti sejenak
menikmatinya.
Cukup
puas, saya pun langsung menuju areal Situ Patenggang. Cukup dengan Rp 6 ribu untuk
membeli tiket masuk, pengunjung bisa melihat dari dekat luasnya danau ini. Di
tengah danau teronggok daratan tidak terlalu luas bernama Pulau Sasuka, tetapi sekarang
lebih dikenal sebagai Pulau Asmara. Menurut warga, pulau itu sebenarnya berbentuk
hati bila dilihat dari jauh bila cuaca terang. Saya belum bisa memastikan
karena saat itu sulit melihatnya gamblang dari ketinggian.
BATU CINTA
Tiada lama
berselang, dari kejauhan terlihat sebuah batu besar di depan sebuah pulau
kecil. Pulau itu dipenuhi pengunjung. Itulah Pulau Asmara dengan Batu Cinta-nya.
Legenda menyatakan batu besar dan tinggi ini adalah saksi bisu besarnya cinta
Ki Santang dan Dewi Rengganis.
Banyak
pasangan kekasih datang guna mengucapkan janji setia di hadapan Batu Cinta di
Situ Patenggang itu. Mereka berharap cintanya abadi seperti cintanya Ki Santang
kepada Dewi Rengganis.
Tidak
sedikit pula pengunjung bersusah payah menaiki batu cinta, lantas mengabadikannya.
Bukan cuma anak-anak, remaja dan orangtua juga antusias menaiki Batu Cinta ini.
Mereka bergantian berfoto. Sangat disayangkan banyak pengunjung tidak
bertanggung jawab sehingga Batu Cinta itu pun berhias cukup banyak coretan
maupun goresan tulisan.
Mitos masyarakat
setempat, siapa pun mengelilingi Pulau Asmara hingga melewati Batu Cinta di
Situ Patenggang bersama pasangannya, cinta mereka bakal abadi. Yang belum punya
pasangan segera mendapatkannya sepulang mengelilingi danau ini. Percaya atau
tidak, silahkan membuktikannya sendiri.
TEKS &
FOTO: RIMAN SAPUTRA N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar