Categories

Jumat, 02 Januari 2015

Timbel Bawean


TIMBELNA URANG BANDUNG



Nasi timbel merupakan salah satu makanan Sunda yang populer dengan penyajian tradisional. Di Bandung, penjual nasi timbel sudah tak terhitung lagi, namun nama Timbel Bawean tetap menjadi yang favorit.

Setelah jalan-jalan di Kota Bandung sejak pagi hari, saya memutuskan untuk santap siang di Timbel Bawean yang sudah berjualan sejak 1985. Patokan yang saya ambil adalah Stadion Siliwangi karena Jalan Bawean terletak di seberangnya. Kalau yang pernah beli oleh-oleh di took kue Bawean, nah Timbel Bawean ada di seberangnya, tepatnya Jalan Bawean Pav 3. Sebuah gerobak mangkal di depan warung sederhana. Gerobak inilah yang digunakan untuk berjualan pertama kali.

Saat itu saya ikut mengantri mengingat waktunya makan siang sehingga warung dipenuhi pembeli. Di bagian paling depan saya disambut dua pilihan nasi yang dibungkus daun, yaitu nasi merah dan nasi putih. Saya mengambil nasi merah karena tidak setiap hari bisa makan nasi merah. Selanjutnya jajaran lauk telah menanti untuk dipilih di gerobak yang agak besar, mulai dari ayam goreng, ikan goreng, pepes peda, pepes ikan mas, pepes ayam, pepes usus, tumis usus, ikan asin, karedok leunca, ati ampela, tahu, tempe, gepuk, sayur asem, dan tentunya ada sambel serta lalapan. Ayam, ikan, tahu, tempenya digoreng dadakan sesuai pesanan dan lauk lain yang sudah dingin bisa digoreng lagi atau dihangatkan.


Sistem penjualan di warung yang buka setiap hari mulai jam tujuh pagi sampai jam empat sore ini seperti swalayan alias self service. Jadi setelah mengambil nasi beserta lauk pauknya, saya membawanya ke kasir untuk membayar. Dan bisa dibilang harga makanan disini cocok buat kantong dengan kisaran 15-25 ribu saja. Tapi tetap bagaimana banyaknya lauk yang dipilih. Untuk teh-nya gratis namun tidak dengan aneka jus yang harus dibeli. Selanjutnya tinggal mencari tempat duduk yang pas deh untuk menyantap makan siang.

Begitu timbel dibuka, nasinya panas pulen dan padat serta mengeluarkan aroma harum dari daun pisang yang benar-benar menggugah selera makan. Bumbu-bumbu yang digunakan pun terasa lezat dan gurih sesuai ciri makanan Sunda ditambah sambal yang bikin lidah bergoyang. Pokona mah mantep weh lah, Sunda pisan euy.





Teks & foto: Riman Saputra N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar