Menghangatkan Dinginnya Malam
Di salah satu sudut Kota
Lembang, Bandung, tepatnya di Pasar Buah Lembang, pedagang berjualan di sisi
kiri dan kanan jalan. Penjual-penjual ketan bakar terlihat sedang
mengipas-ngipas ketan di atas bara. Asap mengepul membawa aroma gurih dari
ketan berbentuk kotak tampak besar dan tebal. Nah, di tengah dinginnya udara
Lembang, ketan bakar menjadi teman yang pas pendamping secangkir kopi panas.
Saya mampir untuk mencicipi ketan bakar di salah satu penjual. Pak Jeje sudah berjualan di sini sejak
1986. Potongan-potongan ketan yang dibuatnya sendiri mulai dibakar. Aroma ketan
bakar pun mulai tercium di kios yang berjualan dari pagi hingga malam ini.
Sudah bisa dibayangkan nikmatnya udara malam Lembang sambil makan ketan bakar
selagi hangat.
Ketan yang
baru saja dibakar tentunya memiliki tekstur yang agak keras di bagian luarnya.
Namun bagian dalamnya begitu lembut dan lengket. Benar-benar terasa legit dan
mengenyangkan.
Dalam satu
piring kecil ketan bakar ini disajikan dengan dua macam bumbu, yaitu bumbu
kacang dan serundeng. Bumbu kacangnya mirip bumbu siomay, namun lebih kental.
Serundengnya terasa manis dan sangat nikmat saat disantap bersama ketan bakar.
Selain itu,
di sini juga bisa membeli colenak, salah satu makanan khas Jawa Barat. Colenak
yang artinya yaitu ‘dicocol enak’ ini intinya adalah peuyeum (tape) yang
dibakar. Kemudian bumbu enten
(parutan kelapa yang disiram gula Jawa cair) menyirami
peuyeum bakar ini.
Colenak juga
sama lebih enak dimakan selagi hangat. Saat digigit rasanya sangat manis,
selain peuyeum-nya sudah manis ditambah bumbu enten yang juga manis. Tapi yang
pasti, peuyeum khas Bandung memang beda, terasa begitu lembut.
Tidak perlu
merogoh kocek terlalu dalam untuk bisa melengkapi malam di Lembang ditemani
satu porsi ketan bakar dan colenak ini, cukup masing-masing 5.000 rupiah.
Teks & Foto: Riman Saputra N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar