Categories

Selasa, 17 Juni 2014

HKBP Balige


GEREJA KAYU TERTUA DI BALIGE

Sebuah gereja yang dibangun dari kayu-kayu tua berdiri kokoh di Jalan Gereja, Balige. Di gereja ini pula pasangan selebriti Judika dan Duma Riris melangsungkan pemberkatannya.

Gereja utama dan yang tertua di Balige

     Balige adalah kecamatan sekaligus ibukota dari Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Di kota ini lah Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Balige berdiri. Gereja yang diresmikan pada tahun 1881 ini masih tetap kokoh dengan konstruksi kayunya. Pada 1923 HKBP Balige sempat direnovasi, namun hanya penggantian lantai dan kursi-kursinya saja, sementara konstruksi utamanya masih tetap. Kali ini, saya bersama rombongan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendapat kesempatan untuk mengunjungi gereja tertua yang ada di Balige ini.
Gereja Ina
     Mobil pun berhenti di depan sebuah lapangan yang luas. Saat keluar terlihat anak-anak sedang bermain di lapangan dan tampak dua buah bangunan tinggi yang cantik. Dengan adanya bentuk salib sudah jelas bahwa kedua bangunan tersebut adalah gereja, HKBP Balige tepatnya.  Yang menjadi pertanyaan, mengapa ada dua buah gereja namun namanya sama.

     Gereja yang pertama merupakan gereja utama. Ukurannya lebih besar dan berwarna putih. Inilah gereja tertua yang ada di Balige, tampak sangat megah dan klasik. Nah gereja yang satunya juga bisa dibilang unik dan jarang dijumpai. Gereja yang dibangun pada 1954 ini disebut Gereja Ina. Gereja berwarna coklat yang ukurannya tidak terlalu besar ini diperuntukkan bagi ibu-ibu menyusui dan membawa anak kecil. Tujuannya agar tidak mengganggu jalannya kebaktian/ ibadah. Di gereja ini juga dipimpin oleh pendeta, namun pendetanya adalah wanita.

     Setelah melihat-lihat dari luar, saya pun masuk ke dalam gereja utama. Di pintu masuk ada dua lukisan yang dipajang. Lukisan yang satu adalah Ingwer Ludwig Nommensen, pendiri HKBP di tengah-tengah suku Batak Toba. Sementara lukisan satunya adalah misionaris asal Jerman yang menyebarkan agama Kristen pertama kali di Balige, Bilgram.

     Saat berada di dalam, deretan bangku kayu memenuhi ruangan. Di sebelah kiri dan kanan terdapat tangga bagi yang ingin mengikuti kebaktian di lantai atas. Tangga-tangganya pun terbuat dari kayu yang terlihat usianya sudah tua namun tetap kokoh. Deretan lampu-lampu klasik tergantung di atas. Dari dalam sini terlihat lebih jelas bahwa gereja ini benar-benar tersusun dari kayu-kayu yang sudah tua.

Bagian dalam gereja

     Di depan, mimbar tempat pendeta berkhotbah tampak begitu indah. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela menyinari sebuah salib yang berukuran cukup besar beserta ruangannya. Suasana religius pun begitu terasa di dalam gereja ini.

     Setelah keluar dari dalam gereja, tepat sebelum jalan raya terdapat sebuah gerbang bertuliskan ‘mulak ma hamu dibagasan dame dohot las ni roha’ yang dapat diartikan secara umum seperti ini ‘setelah selesai mengikuti kebaktian di gereja, pulanglah dengan damai di bawah lindungan Yesus Kristus’.

HKBP Balige
Lukisan Ingwer Ludwig Nommensen, pendiri HKBP, dan Bilgram, misionaris  yang menyebarkan agama Kristen pertama kali di Balige.

Interior HKBP Balige



Teks & foto: Riman Saputra N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar