VIHARA
VIPASSANA GRAHA
Bangunan berwarna putih berbentuk kerucut berdiri
megah di kawasan Lembang, Bandung. Nuansa Thailand begitu terasa di Vihara
Vipassana Graha yang merupakan Vihara Budha Theravada. Udaranya yang sejuk menjadikan
tempat ini ideal untuk melakukan meditasi.
|
Candi Maha Panca Bala |
Vihara Vipassana menjadi salah satu tempat yang saya
kunjungi selama di Bandung. Dari Jl. Setiabudi naik hingga Terminal Ledeng,
kemudian belok kiri ke arah Cihideung menuju Jl. Kolonel Masturi. Dalam kondisi
jalanan normal waktu yang dibutuhkan sekitar 30-40 menit dari pusat Kota
Bandung. Tempat seluas kurang lebih dua hektar ini memang merupakan tempat
ibadah umat Budha, tetapi terbuka juga untuk umum dan tidak dipungut biaya bagi
yang ingin berkunjung. Tidak jauh dari gerbang masuk terdapat semacam spanduk
yang memberitahukan bahwa tidak boleh memakai celana pendek dan rok mini
mengingat Kompleks Vipassana Graha adalah tempat ibadah.
|
Candi Maha Panca Bala |
Begitu tiba, saya dan teman-teman segera bergegas turun dari mobil langsung menjelajah
keindahan vihara ini. Bangunan putih megah menjadi spot yang paling menarik.
Namun sebelum melangkah mendekati bangunan putih tersebut, ada yang menarik perhatian, seseorang
yang sedang sembahyang menggunakan hio di sebuah bangunan kecil. Setelah
selesai, ia pun melangkah ke sebelahnya
dimana terdapat tiga buah patung yang salah satunya dikalungi bunga dan
kemudian kembali sembahyang.
Beberapa meter dari sana, terdapat bangunan yang bernama
Gedung Dhammasala 10.000 Patung Buddha. Hal ini membuat saya penasaran mengapa
dinamakan demikian. Penasaran saya terjawab saat mendapati banyak sekali patung
Buddha berukuran sekitar 20 cm berjajar rapi dalam gedung tersebut. Hampir
seluruh dinding ruangan disimpan deretan patung Buddha. Katanya di dalam sini
ada 10.000 patung Buddha sumbangan dari para donatur. Pada setiap patung
tertera nama penyumbangnya. Tidak hanya patung berukuran kecil saja, di ruangan
ini juga terdapat altar dengan Buddha Rupang Utama dalam posisi Abhaya. Nah, di
teras gedung ini terdapat tujuh buah patung Buddha yang masing-masing
menyimbolkan hari.
Di samping Gedung Dhammasala 10.000 Patung Buddha, berdiri
megah bangunan kerucut berwarna putih, candi Maha Panca Bala. Inilah candi
utama di Kompleks Vipassana Graha. Benar-benar seperti di Thailand. Seperti
yang seharusnya dilakukan, saya pun kembali melepas alas kaki untuk memasuki
wilayah candi utama ini. Bukan hanya untuk memasuki ruangannya saja, tetapi di
halaman luarnya pun tidak boleh memakai alas kaki.
|
Candi kecil |
Sebelum masuk ke dalam ruangannya harus melewati tangga
terlebih dahulu yang memiliki arti candi yang memiliki lima kekuatan sangat
besar yang berasal dari Saddha (keyakinan),
Viriya (semangat), Sati (kesadaran), Samadhi (konsentrasi), dan Panna
(kebijaksanaan). Di sekeliling dinding candi atas terdapat relief-relief yang
menggambarkan riwayat hidup Sang Buddha, sementara di dalam candinya terdapat
patung Buddha Rupang yang terbuat dari batu giok asli. Setelah menikmati
keindahan candi di bagian atas, saya masuk ke ruangan candi bawah. Di sini
terdapat lukisan kelahiran dan parinibbana
Sang Buddha. Di bagian dinding luarnya terdapat relief alam surga dan neraka. Candi
Maha Panca Bala ini juga dikelilingi oleh empat candi kecil yang menyimbolkan
dari Empat Kesunyataan Mulia. Pada dinding candi kecil ini terdapat relief dari
empat posisi/ arah Sang Buddha.
Di samping candi Maha Panca Bala terdapat Tugu Asoka
setinggi tujuh meter yang dibuat untuk mengenang Raja Asoka. Pada puncak tugu
yang bagian bawah pilarnya terbuat dari batu granit dan tiangnya terbuat dari
beton ini memiliki empat buah patung singa yang menghadap empat penjuru mata
angin berbahankan tembaga. Di bagian punggung keempat singa ini diletakkan
sebuah Roda Dhamma (Cakka). Pada
bagian bawah pilar terdapat pesan agar kita umat berbeda-beda agama saling
menghormati dan mempelajari ajaran yang baik dari setiap agama.
|
Relief riwayat Buddha |
Kemudian saya melihat sebuah petunjuk di sebrang candi Maha
Panca Bala yang bertuliskan gajah putih. Kami pun langsung menuju bagian depan
kompleks ini dan patung dua ekor gajah putih yang sangat besar sedang
mengangkat Roda Dhamma dengan belalainya. Patung dua gajah putih ini menjadi
ciri khas Kompleks Vipassana Graha yang juga merupakan perwujudan mimpi dari
Ibunda Buddha dan akhirnya terlahirlah Sidharta Gautama.
Bukan cuma itu saja, saya juga sempat membaca
kalimat-kalimat bijak yang tersebar di pohon-pohon. Ada juga patung Sang Buddha
yang sedang berdiri dengan ukuran cukup besar. Tempat untuk sembahyang
menggunakan hio juga masih ada di dalam Kompleks Vipassana Graha ini. Bunga-bunga
indah pun turut menghiasi kompleks vihara ini.
|
Patung Gajah Putih |
|
Tugu Asoka |
|
Tugu Asoka |
|
Gedung Dhammasala 10000 patung Buddha |
|
10000 patung Buddha |
|
Interior candi utama |
|
memasukkan koin |
|
mengambil koin |
|
Patung Buddha |
|
Sembahyang |
|
patung di depan vihara |
|
simbol 7 hari |
Text &
foto: Riman Saputra N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar