Categories

Rabu, 18 Juni 2014

Vipassana Graha


VIHARA VIPASSANA GRAHA

Bangunan berwarna putih berbentuk kerucut berdiri megah di kawasan Lembang, Bandung. Nuansa Thailand begitu terasa di Vihara Vipassana Graha yang merupakan Vihara Budha Theravada. Udaranya yang sejuk menjadikan tempat ini ideal untuk melakukan meditasi.

Candi Maha Panca Bala


     Vihara Vipassana menjadi salah satu tempat yang saya kunjungi selama di Bandung. Dari Jl. Setiabudi naik hingga Terminal Ledeng, kemudian belok kiri ke arah Cihideung menuju Jl. Kolonel Masturi. Dalam kondisi jalanan normal waktu yang dibutuhkan sekitar 30-40 menit dari pusat Kota Bandung. Tempat seluas kurang lebih dua hektar ini memang merupakan tempat ibadah umat Budha, tetapi terbuka juga untuk umum dan tidak dipungut biaya bagi yang ingin berkunjung. Tidak jauh dari gerbang masuk terdapat semacam spanduk yang memberitahukan bahwa tidak boleh memakai celana pendek dan rok mini mengingat Kompleks Vipassana Graha adalah tempat ibadah.

Candi Maha Panca Bala
     Begitu tiba, saya dan teman-teman  segera bergegas turun dari mobil langsung menjelajah keindahan vihara ini. Bangunan putih megah menjadi spot yang paling menarik. Namun sebelum melangkah mendekati bangunan putih tersebut,  ada yang menarik perhatian, seseorang yang sedang sembahyang menggunakan hio di sebuah bangunan kecil. Setelah selesai, ia pun melangkah ke sebelahnya  dimana terdapat tiga buah patung yang salah satunya dikalungi bunga dan kemudian kembali sembahyang.

     Beberapa meter dari sana, terdapat bangunan yang bernama Gedung Dhammasala 10.000 Patung Buddha. Hal ini membuat saya penasaran mengapa dinamakan demikian. Penasaran saya terjawab saat mendapati banyak sekali patung Buddha berukuran sekitar 20 cm berjajar rapi dalam gedung tersebut. Hampir seluruh dinding ruangan disimpan deretan patung Buddha. Katanya di dalam sini ada 10.000 patung Buddha sumbangan dari para donatur. Pada setiap patung tertera nama penyumbangnya. Tidak hanya patung berukuran kecil saja, di ruangan ini juga terdapat altar dengan Buddha Rupang Utama dalam posisi Abhaya. Nah, di teras gedung ini terdapat tujuh buah patung Buddha yang masing-masing menyimbolkan hari.

     Di samping Gedung Dhammasala 10.000 Patung Buddha, berdiri megah bangunan kerucut berwarna putih, candi Maha Panca Bala. Inilah candi utama di Kompleks Vipassana Graha. Benar-benar seperti di Thailand. Seperti yang seharusnya dilakukan, saya pun kembali melepas alas kaki untuk memasuki wilayah candi utama ini. Bukan hanya untuk memasuki ruangannya saja, tetapi di halaman luarnya pun tidak boleh memakai alas kaki.

Candi kecil

     Sebelum masuk ke dalam ruangannya harus melewati tangga terlebih dahulu yang memiliki arti candi yang memiliki lima kekuatan sangat besar yang berasal dari Saddha (keyakinan), Viriya (semangat), Sati (kesadaran), Samadhi (konsentrasi), dan Panna (kebijaksanaan). Di sekeliling dinding candi atas terdapat relief-relief yang menggambarkan riwayat hidup Sang Buddha, sementara di dalam candinya terdapat patung Buddha Rupang yang terbuat dari batu giok asli. Setelah menikmati keindahan candi di bagian atas, saya masuk ke ruangan candi bawah. Di sini terdapat lukisan kelahiran dan parinibbana Sang Buddha. Di bagian dinding luarnya terdapat relief alam surga dan neraka. Candi Maha Panca Bala ini juga dikelilingi oleh empat candi kecil yang menyimbolkan dari Empat Kesunyataan Mulia. Pada dinding candi kecil ini terdapat relief dari empat posisi/ arah Sang Buddha.

     Di samping candi Maha Panca Bala terdapat Tugu Asoka setinggi tujuh meter yang dibuat untuk mengenang Raja Asoka. Pada puncak tugu yang bagian bawah pilarnya terbuat dari batu granit dan tiangnya terbuat dari beton ini memiliki empat buah patung singa yang menghadap empat penjuru mata angin berbahankan tembaga. Di bagian punggung keempat singa ini diletakkan sebuah Roda Dhamma (Cakka).  Pada bagian bawah pilar terdapat pesan agar kita umat berbeda-beda agama saling menghormati dan mempelajari ajaran yang baik dari setiap agama.
Relief riwayat Buddha

     Kemudian saya melihat sebuah petunjuk di sebrang candi Maha Panca Bala yang bertuliskan gajah putih. Kami pun langsung menuju bagian depan kompleks ini dan patung dua ekor gajah putih yang sangat besar sedang mengangkat Roda Dhamma dengan belalainya. Patung dua gajah putih ini menjadi ciri khas Kompleks Vipassana Graha yang juga merupakan perwujudan mimpi dari Ibunda Buddha dan akhirnya terlahirlah Sidharta Gautama.

     Bukan cuma itu saja, saya juga sempat membaca kalimat-kalimat bijak yang tersebar di pohon-pohon. Ada juga patung Sang Buddha yang sedang berdiri dengan ukuran cukup besar. Tempat untuk sembahyang menggunakan hio juga masih ada di dalam Kompleks Vipassana Graha ini. Bunga-bunga indah pun turut menghiasi kompleks vihara ini.

Patung Gajah Putih

Tugu Asoka

Tugu Asoka

Gedung Dhammasala 10000 patung Buddha

10000 patung Buddha

Interior candi utama

memasukkan koin

mengambil koin

Patung Buddha

Sembahyang

patung di depan vihara

simbol 7 hari


Text & foto: Riman Saputra N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar