WISATA SEHAT DI KAWAH KAMOJANG
Kawah
Kamojang merupakan salah satu kawasan wisata pegunungan alami yang terletak di
perbatasan Garut-Bandung, tepatnya di Kec. Ibun. Gas panas bumi masih aktif di
pegunungan Kamojang ini. Selain itu di sini juga merupakan lokasi pembangkit
listrik tenaga panas bumi pertama di Indonesia. Objek wisata ini menjadi
istimewa bukan karena suhunya yang ekstrem melainkan adanya beberapa semburan
kawah di beberapa titik.
Pemandangan yang elok
dan menyejukkan seperti pegunungan, pesawahan dan hutan menjadi suguhan dalam
perjalanan dari Jakarta menuju Kawah Kamojang. Rute yang diambil bisa lewat
Garut (Tol Cipularang keluar di gerbang Tol Cileunyi- Rancaekek-Cicalengka-
Garut-Samarang-Kamojang) atau (Tol Cipularang keluar di gerbang Tol
Cileunyi-Rancaekek-Majalaya-Paseh-Kamojang) atau bisa juga lewat (Tol
Cipularang keluar di gerbang Tol Moh. Toha atau Tol Buah
Batu-Baleendah-Ciparay-Majalaya_paseh-Kamojang). Tiket masuk Kawah Kamojang tidak
mahal, Rp. 5.000 per orang, Rp. 5.000 untuk parkir mobil dan Rp. 2.000 untuk
sepeda motor.
Kawah Manuk |
Sebelum memasuki
kawasan Kawah Kamojang, kita akan melihat pemandangan yang tidak biasa. Banyak
pipa-pipa besar dan panjang. Pipa ini adalah bagian dari Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi yang dikelola PT. Pertamina dan PT. Indonesia Power. Di
tempat inilah pertama kalinya energi panas bumi dimanfaatkan.
Tidak jauh dari pintu
masuk kawasan Kawah Kamojang, kita akan disambut oleh Kawah Berecek dan Kawah
Manuk. Kawah Manuk bisa dibilang unik karena beberapa lubangnya mengeluarkan
bunyi seperti manuk (burung).
Sedangkan Kawah Berecek saat ini sudah tidak terlalu aktif lagi. Kedua kawah ini
tidak terlalu besar karena bukan sajian utamanya. Setelah melewati dua kawah
ini dan kawasan pegunungan yang sepi barulah terdapat lapangan parkir utama
yang luas. Di area ini juga diramaikan dengan beberapa rumah makan dan warung
kecil. Saat di parkiran, suara gemuruh semburan kawahnya sudah terdengar.
Dari parkiran terlihat
ada petunjuk arah untuk naik ke atas bukit. Kita harus menaiki tanjakan yang sudah
dibentuk tangga. Sesampainya di atas bukit akan terlihat Kawah Kereta Api.
Kawah ini mengeluarkan suara yang mirip bunyi kereta api dengan kepulan asap
putih yang tinggi. Konon kawah ini memiliki tekanan hingga 2,5 bar. Dari jarak
200 meter pun uap yang dihasilkan Kawah Kereta Api masih terdengar nyaring. Ini
menunjukkan betapa kuatnya tekanan dari perut bumi. Banyak pengunjung yang
sengaja ataupun iseng untuk menguji tekanan yang dihasilkan kawah ini dengan
melemparkan botol air mineral kosong ke dalamnya dan botol ini akan “terbang”
saat terkena tekanan dari sumber gas. Namun hal ini menjadi ironi karena kawah
ini menjadi kotor akibat sampah botol plastik tersebut.
Kawah Kereta Api |
Tidak jauh dari Kawah
Kereta Api ada jembatan kecil yang di bawahnya mengeluarkan asap putih yang
jauh lebih mengepul dari kawah-kawah sebelumnya. Jembatan ini menuju kawah
selanjutnya, Kawah Hujan.
Kawah Hujan bisa
dibilang paling menarik bagi pengunjung.Di sini banyak pengunjung yang mandi
uap layaknya sauna. Uap yang disemburkan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai
penyakit khususnya penyakit kulit, reumatik, influenza, sakit persendian, dan
tekanan darah tinggi. Walaupun uapnya bau belerang tapi dapat menyegarkan
pernafasan karena udaranya dingin. Uapnya pun bisa menghangatkan kulit.
Uap yang disemburkan di
Kawah Hujan ini berbeda-beda.
Pengunjung bisa mandi uap di tempat yang uapnya cukup besar dan tenang serta
tidak agresif, tentunya dengan panduan penjaga tempat (kuncen). Yang menarik
lagi kita dapat merebus telur hingga matang dan layak makan di dalam air yang
dihasilkan uap kawah ini dalam waktu 10 menit. Bahkan uap ini pun dapat
menyalakan rokok.
Uap yang agresif di
Kawah Hujan bisa ditemukan di bawahnya. Semburan yang dihasilkan sangat kencang.
Pengelola tempat ini membuat pagar besi untuk membatasi pengunjung agar tidak
terlalu dekat dengan sumber uap karena cukup berbahaya.
Kawah Hujan |
Aliran air di kawasan
Kawah Kamojang juga menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung. Air di kawasan
ini bagus untuk kulit. Banyak juga dari pengunjung yang sengaja mencuci muka
dengan air tersebut. Bahkan tidak sedikit dari pengunjung yang membawa pulang
air tersebut. Bisa dibilang mereka dapat membawa “oleh-oleh” gratis.
Botol-botol bekas air mineral mereka jadikan sebagai wadah untuk mengambil air
di kawasan ini untuk dibawa pulang.
Menuju Kawah Hujan |
Mandi uap di Kawah Hujan |
Kuncen Kawah Kereta Api |
Mengambil air belerang |
Teks & Foto: Riman Saputra N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar